Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki tantangan pada peningkatan produktifitas. Tantangan tersebut berupa berkurangnya para penyuluh pertanian.
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM), Sekolah Tinggi Pertanian (STPP) Kementan, Nawangwulan Widyastuti, mengatakan ini tantangan yang akan dihadapi agar target swasembada pangan dapat terwujud.
"Kita sedih banyak alumnus penyuluhan dari STPP itu tidak banyak di lapangan. Sejak otonomi daerah kita tidak bisa paksa alumnus bekerja di sektor pertanian," ujar Widyastuti di Bogor, Kamis (3/10/2013).
Widyastuti mengatakan harapannya alumnus penyuluh dapat mengabdikan ilmunya ke petani. Sebab petani sangat membutuhkan penyuluhan agar permasalahan di pertanian dapat teratasi.
Sementara itu mahasiswa STPP nampak melakukan penelitian lapangan. Kali ini yang diteliti dengan menggunakan dua metode, satu tumpang sari kedua kultural untuk jenis tanaman kedelai, jagung dan kacang tanah.
Untuk kedelai yang lagi terkerek mahal, mahasiswa penyuluhan melakukan uji coba berharap dapat menghasilkan mana yang produktifitasnya tinggi. Nantinya hasil penelitian tersebut dapat ditularkan ke para petani kedelai. "Kita uji coba tanam kedelai dengan varietas salah satunya Anjasmoro" ujar Fikri mahasiswa STPP.
Mahasiswi lain, Fitri dan Aziri menjelaskan varitas kedelai Anjosmoro dapat panen untuk tiga bulan. Petani harus rajin menyiangi atau membersihkan rumput pada sekitar tanaman kedelai. "Kita menyiangi rumput atau gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai," jelasnya.
Penulis : Wiyanto | Sumber : inilah.com