Mentan mengatakan, peringatan HPS ke 33 ini sangat istimewa karena dihadiri langsung oleh presiden SBY sekaligus dilaksanakan pula rapat kabinet terbatas yang diperluas dimana hal itu tidak pernah terjadi dalam sejarah peringatan HPS sebelumnya. "Dalam sejarah peringatan HPS sebelumnya, hal itu tidak pernah terjadi. Jadi bisa dikatakan bahwa itu bentuk apresiasi terhadap Sumatera Barat," jelasnya.
Terkait dengan tema kegiatan, Mentan berharap agar Indonesia mampu meningkatkan pembangunan dan kemandirian pangan melalui pola konsumsi pangan beragam atau yang dikenal sebagai diversifikasi pangan. Hal ini karena setiap daerah memiliki pangan lokal dimana dengan pemenuhan pangan lokal beragam tersebut, Indonesia tidak akan kekurangan pangan.
”Hendaknya konsumi pangan beragam ini dapat dijadikan budaya. Untuk itu, pejabat daerah diminta untuk terus menggiatkan sosialisasi mulai dari diri sendiri untuk mengkampanyekan agar pangan pokok tersebut bukan hanya beras. Jadi, diversifikasi pangan tidak hanya dari beras ke non-beras tetapi juga dengan meningkatkan konsumsi terhadap buah, sayur, serta protein hewani," tegasnya.
Dengan kegiatan HPS ini, Mentan juga berharap agar petani lokal menjadi sejahtera dan swasembada pangan terpenuhi. Hingga saat ini, lahan yang tersedia untuk meningkatkan produksi pangan masih cukup banyak terutama untuk lima bahan pokok. Misalnya saja, lahan di Kalimantan Timur yang tersedia cukup luas dimana sekitar 155 ribu ha lahan transmigrasi direncanakan akan ditanami kedelai.
“Selain lahan untuk tanaman 5 komoditas, kita juga punya potensi lahan pekarangan sekitar 10 juta ha yang bisa dimanfaatkan. Perlu diketahui, jika kita manfaatkan lahan pekarangan ini maka pengeluaran keluarga bisa dihemat antara Rp 150 ribu hingga Rp 800 ribu/ per bulan,” katanya.
Lebih lanjut Mentan mengatakan, kemandirian pangan dapat disediakan secara baik oleh oleh petani. Untuk itu, petani yang sudah menyediakan kebutuhan pangan untuk masyarakat luas ini harus disejahterakan. Sebagai contoh di daerah Bantul, pemerintahnya menyediakan dana Rp5 miliar yang akan digunakan untuk membeli cabai dan bawang petani ketika harga jual jatuh.
“Kepada Bupati dan Walikota kita minta turun tangan untuk membantu petani, terutama kepada Dinas Perdagangan, diharapkan bisa membantu petani. Kita tentu sangat menyayangkan dimana 60 persen penerima raskin adalah petani. Petani ini pun sudah menyumbangkan tenaga dan pikiran mereka untuk kebutuhan pangan seluruh masyarakat. Ironis sekali apa yang terjadi saat ini,” terangnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, adanya permintaan Menteri Pertanian ini akan dibicarakan lagi. Sementara untuk kegiatan pemenuhan produksi lima kebutuhan pokok, menurutnya hanya tiga bahan pokok yang bisa diusahakan. Yaitu, beras, daging, dan jagung. Sementara untuk kedelai dan tebu, ini belum bisa diterapkan karena kondisi tanah yang belum cocok ditanami tumbuhan ini.
Terkait swasembada beras, Gubernur mengatakan, Sumbar termasuk daerah yang membantu surplus swasembada beras. Dari 12 provinsi, Sumbar diminta memberikan sebanyak 10 juta ton. Saat ini baru terpenuhi 698 ribu ton. Di tahun 2014 diharapkan bisa mencapai 826 ribu ton.
Sumber: Biro Umum dan Humas, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian