Menteri Pertanian Suswono menyatakan, dampak kekeringan terhadap
tanaman padi pada musim kemarau tahun ini tidak signifikan. Dari 127.194
hektar luas tanaman padi yang kekeringan, hanya 9.927 hektar yang puso
atau gagal panen.
“Kami menyiapkan berbagai strategi pengolahan air untuk
mengamankan tanaman padi, terutama bagi tanaman yang berpotensi
kekurangan pasokan air,” ujar Suswono, Rabu (10/9),di Jakarta.
Langkah-langkah tersebut antara lain pengadaan 440.810
paket pengamanan air, pengembangan sumber irigasi 820 paket, 500 paket
kelembagaan air, dan paket sistem pertanian padi secara intensifikasi
atau SRI seluas 200.000 hektar.
Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi produksi padi
pada Angka Ramalan (Aram) II Badan Pusat Statistik dan Angka Tetap BPS
naik dibandingkan produksi padi pada Aram I yang hanya 69,8 juta ton
gabah kering giling.
Menurut Suswono, sekalipun produksi padi 69,8 juta ton
gabah kering giling, tidak akan mengakibatkan masyarakat kesulitan
mendapatkan beras. Sebab, produksi padi setara 40 juta ton beras,
sedangkan konsumsi beras Indonesia hanya 34 juta ton per tahun. Artinya
masih ada surplus produksi 6 juta ton.
“Kalaupun ada impor beras,itu karena Bulog belum bisa
mendapatkan beras dari produksi dalam negeri sesuai target pengadaan.
Jadi,bukan karena masalah kekurangan produksi,” ujar Suswono.
Perum Bulog juga dibatasi harga pembelian pemerintah dalam
pambelian beras sehingga tidak bisa mengikuti harga pasar. Disisi lain
pemerintah menargetkan Perum Bulog harus mempunyai stok beras pada akhir
tahun sebanyak 1,5 juta ton agar stabilitas harga beras terjaga.
Dianggap Prestasi.
Menurut Suswono, Kenaikan produksi padi nasional, meski dalam
persentase yang kecil merupakan prestasi. Kenaikan itu terjadi saat
lahan pertanian menyusut 100.000 hektar pertahun, sementara pencetakan
sawah baru hanya 40.000-60.000 hektar.
Musim kemarau, lanjut Suswono, tidak berlangsung lama
karena kondisi iklim yang normal. Oleh karena itu dia memperkirakan
musim panen padi tidak akan mundur.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementan, sekaligus Pelaksana Tugas Direktur Jendral Tanaman Pangan
Kementan, Haryono juga menegaskan, persentase mundurnya musim tanam pada
tahun ini kecil. Kondisi iklim juga diperkirakan normal, dari EL Nino
moderat menjadi lemah.
Kompas, Kamis 11 September 2014 (Hal 18)