Produk hewan merupakan komoditi yang berpotensi sebagai
media pembawa agen penyakit hewan menular yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan dan lingkungan.
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014 (PSDS/K 2014) merupakan salah satu dari 5 (lima) program utama Kementerian Pertanian terkait dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik. Dalam rangka pencapaian PSDS/K 2014 tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menetapkan 5 kegiatan pokok dan 13 kegiatan operasional. Salah satu kegiatan operasional untuk mendukung PSDS/K 2014 adalah kegiatan pemasukan karkas, daging ,jeroan dan/atau olahannya ke dalam wilayah negara Repubik Indoensia dalam rangka menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam
melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat guna menjamin ketentraman
bathin masyarakat, melakukan rekomendasi sosialisasi ketersediaan daging sapi
ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal). Sosialisasi daging sapi ASUH bukan saja
diperuntukkan bagi pihak-pihak terkait penanggung jawab ketersediaan daging
sapi ASUH di masyarakat dan peternak sapi potong saja tetapi juga sampai di
tingkatan konsumen.
Daging sapi harus merupakan hasil pemotongan ternak sapi
yang dilakukan secara halal dan baik (halalan thoyyiban) dan harus memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi dengan hasil produksinya berupa karkas sapi utuh
atau potongan potongan karkas sapi yang memenuhi persyaratan daging sapi ASUH.
Daging sapi ASUH adalah Aman tidak mengandung bibit penyakit (bakteri, kapang,
kamir, virus, cacing, parasit), racun (toksin), residu obat dan hormon, cemaran
logam berat, cemaran pestisida, cemaran zat berbahaya serta
bahan-bahan/unsur-unsur lain yang dapat menyebabkan penyakit dan akan mengganggu
kesehatan manusia. Sehat diartikan mengandung zat-zat yang berguna bagi
kesehatan dan pertumbuhan tubuh, Utuh berarti tidak dicampur dengan
bagian-bagian lain dari hewan yang tidak layak konsumsi dan Halal diartikan
sebagai perolehan hasil produksi ternak sapi yang tidak diharamkan sesuai
dengan syariat agama Islam. Daging sapi Halal merupakan hasil produksi ternak
sapi yang tidak diharamkan dan melakukan penyembelihan ternak sapi sesuai
dengan syariat agama Islam.
Kriteria Kualitas
Daging
Agar kita tidak salah dalam memilih dan mengkonsumsi daging
, kita harus mengetahui bahwa kualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong.Faktor penentu kualitas
daging pada waktu hewan hidup adalah cara pemeliharaan, yang meliputi :
pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan.Kualitas
daging juga dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong dan
kontaminasi sesudah hewan dipotong.
Cara praktis memilih
daging sapi yang baik dan asuh
Perhatikan Warna
Daging
Daging yang segar dan berkualitas tentu berbeda dengan
daging yang sudah busuk. Cara paling mudah untuk mengetahui kualitas daging
adalah dari warnanya.
Daging sapi yang masih fresh berwarna merah dan segar.
Selain itu warna daging juga tidak pucat dan tidak kotor.
Warna daging bervariasi tergantung dari jenis hewan secara
genetic dan usia, misalkan daging sapi potong lebih gelap daripada daging sapi
perah, daging sapi muda lebih pucat daripada daging sapi dewasa. Rasa dan Aroma
dipengaruhi oleh jenis pakan. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan
aroma yang sedap.
Tekstur Daging
Daging sapi yang segar memiliki tekstur yang terasa kenyal.
Tekanlah sedikit daging tersebut, jika kembali ke posisi semula berarti daging
tersebut masih baru dan segar. Hal ini berbeda dari daging yang busuk dimana
daging tersebut akan terasa lembek ketika ditekan.
Bau / Aroma
Daging yang segar memiliki aroma yang segar pula atau dengan
kata lain memiliki bau khas “sapi”. Sementara itu daging yang busuk akan
menimbulkan bau busuk atau asam.
Tidak Berair
Jika Anda membeli daging mungkin Anda sering melihat cairan
berwarna merah mirip darah. Cairan itu bukanlah darah melainkan “sari” dari
daging tersebut.
Kelembaban : Secara normal daging mempunyai permukaan yang
relative kering sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar.
Dengan demikian mempengaruhi daya simpan daging tersebut
Keempukan
Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat.
Semakin tua usia hewan susunan jaringan ikat semakin banyak sehingga daging
yang dihasilkan semakin liat. Jika ditekan dengan jari daging yang sehat akan
memiliki konsistensi kenyal.
Kandungan lemak
(Marbling)
Kandungan lemak ( marbling ) adalah lemak yang terdapat
diantara serabut otot ( intramuscular ). Lemak berfungsi sebagai pembungkus
otot dan mempertahankan keutuhan daging pada wkatu dipanaskan. Marbling
berpengaruh terhadap cita rasa.
Cek Sertifikat Halal
Supplier atau penjual daging yang halal dan profesional
tentu mempunyai izin halal dari pihak MUI. Pastikan Anda membeli daging dari
penjual / supplier daging yang mempunyai izin halal.
Cobalah untuk membeli daging yang tidak berair, karena jika
berarir maka daging tersebut sudah berada cukup lama berada di udara bebas.
Kriteria Daging Yang
Tidak Baik
Bau dan rasa tidak normal akan segera tercium sesudah hewan
dipotong. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya kelainan sebagai berikut :
- Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam yang akan menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik.
- Hewan dalam pengobatan terutama dengan pengobatan antibiotic akan menghasilkan daging yang berbau obat – obatan.
- Warna daging tidak normal tidak selalu membahayakan kesehatan, namun akan mengurangi selera konsumen.
- Konsistensi daging tidak normal yang ditandai kekenyalan daging rendah ( jika ditekan dengan jari akan terasa lunak ) dapat mengindikasikan daging tidak sehat, apaila disertai dengan perubahan warna yang tidak normal maka daging tersebut tidak layak dikonsumsi.
- Daging busuk dapat mengganggu kesehatan konsumen karena menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada waktu pendinginan, sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, atau karena terlalu lama dibiarkan ditempat terbuka dalam waktu relative lama pada suhu kamar, sehingga terjadi proses pemecahan protein oleh enzim – enzim dalam daging yang menghasilkan amoniak dan asam sulfide.
Sumber Artikel : disnak.jabarprov.go.id